blog ini memang saya khususkan untuk catatan tutorial kuliah di stmik cikarang
19MARDi masa pembangunan ini”, kata Chairil Anwar mengenang Diponegoro, “Tuan hidup kembali. Dan bara kagum menjadi api”.Kita selalu berkata jujur kepada nurani kita ketika kita melewati persimpangan sejarah yang suram. Saat kita merindukan pahlawan. Seperti Chairil Anwar tahun itu, 1943, yang merindukan Diponegoro. Seperti juga kita saat ini. Saat ini benar kita merindukan pahlawan itu. Karena krisis demi krisis telah merobohkan satu per satu sendi bangunan negeri kita. Negeri ini hampir seperti kapal pecah yang tak jemu-jemu dihantam gulungan ombak.Di tengah badai ini, kita merindukan pahlwan itu. Pahlawan yang, kata Sapardi, “telah berjanji kepada sejarah untuk pantang menyerah”. Pahlawan yang, kata Chairil Anwar, “berselempang semangat yang tak bisa mati.” Pahlawan yang akan membacakan “Pernyataan” Mansur Samin:Demi amanat dan beban rakyatKami nyatakan ke seluruh duniaTelah bangkit di tanah airSebuah aksi perlawananTerhadap kepalsuan dan kebohonganYang bersarang dalam kekuasaanOrang-orang pemimpin gadunganMaka datang jugalah aku ke sana, akhirnya. Untuk kali pertama. Ke Taman Makan Pahlawan, di Kalibata. Seperti aku dulu pernah datang ke makan para sahabat Rosululloh saw di Baqi’ dan Uhud, di Madinah. Karena kerinduan itu. Dan kudengar Chairil Anwar seperti mewakili mereka:Kami sudah coba apa yang kami bisaTapi kerja belum selesai, belum apa-apaKami sudah beri kami punya jiwaKerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4 – 5 ribu nyawaKami cuma tulang-tulang berserakanTapi adalah kepunyaanmuKaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakanTulang-tulang berserakan itu. Apakah makna yang kita berikan pada mereka? Ataukah, seperti kata Sayyid Quthub, “Kau mulai jemu berjuang, lalu kau tanggalkan senjata dari bahumu?”Tidak! Kaulah pahlawan yang kurindu itu. Dan beratus jiwa di negeri sarat nestapa ini. Atau jika tidak, biarlah kepada diriku saja aku berkata: jadilah pahlawan itu!(Diambil dari:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar